JERUK dan GIGI


Musin hujan telah datang. Beberapa daerah bahkan sudah mendapat kunjungan rutin dari sang banjir. Dan bulan ini sudah memasuki bulan Muharram dalam penanggalan Khomariyah. Orang Jawa biasa menyebutnya sebagai bulan Suro. Suatu bulan yang dianggap penuh mistik. Para sesepuh banyak yang berpesan agar meningkatan kewaspadaan karena bulan Suro itu bulan yang wingit, banyak mara bahaya dimana-mana. Tapi sebagai orang muda yang sok jadi pemikir aku merenungkan ucapan para pini sepuh itu.  Hasilnya......., masih saja hati ini nyrekal alias membantah. Memangnya ada bulan lain yang tak wingit? Buktinya di bulan lain masih banyak terjadi kecelakaan, kebakaran, kelaparan, kerusuhan. Di bulan lain masih ada orang yang sakit, kecopetan, kena todong, tertipu dan kena rampok, baik sporadis maupun tersistem. Dan di waktu lain Malaikat Isro’il juga sibuk menjemput orang-orang yang telah habis masa kontraknya di dunia. So selalu ada bahaya mengintai di setiap saat.
Di bulan yang “penuh dengan mistik dan magis” ini biasanya orang-orang sibuk menjamas barang-barang pusaka yang dimilikinya. Bagi orang yang sangat fanatik biasanya masih mengikuti pakem yang berlaku turun-temurun. Bahkan karena didorong rasa takut salah mengikuti standard operasional prosedur, banyak orang yang memakai jasa penjamasan orang lain yang dianggap ahli.
Tapi bagi para kolektor pusaka hiasan yang kosong tanpa pamor dan isi, biasanya hanya membersihkan pusakanya dengan air kembang yang dicampur sedikit bahan berasam. Bisa asam jawa atau pun jeruk nipis. Secara fisik hasinya cukup menakjubkan. Pusaka-pusaka itu tampak kinclong.
Benar-benar menakjubkan! Itulah kesan yang saya tangkap. Lalu sebuah tanya menyelinap dan berputar-putar dalam benakku. Bisa nggak ya, pusakaku dibuat kinclong seperti keris-keris itu? Kebetulan pohon jeruk nipis di belakang rumah berbuah lebat. Tapi pusakaku bukan senjata dari campuran logam. Melainkan deretan gigi yang melalai rapuh dan berwarna kuning. Kalau nggak salah di supermarket ada penawaran produk pasta gigi yang mengandung sirih dan jeruk nipis.
Meski begitu masih ada ragu yang menyelimuti hati untuk mencoba membersihkan gigi menggunakan jeruk nipis. Selain sama sekali nggak tahu persis dosis yang tepat, takut juga kalau hasilnya malah menghancurkan gigiku. Akhirnya nglayap ke dunia maya, minta pencerahan pada Kakek Google, tanya pada Om Bing, dan ngubek-ngubek Yahoo.  Akhirnya ada juga ahli yang sudi memberi penjelasan ilmiah. Berhubung aku gak mudheng sama sekali masalah kimia, mending Anda baca sendiri deh hasil copasnya dari http://www.chem-is-try.org

Pertanyaan:
Saya dengar kalau gigi dapat diputihkan dengan mengelap gigi menggunakan kawat yang diberi perasan jeruk. Apa benar demikian?
Jawaban:
Pertama-tama, mari kita lihat struktur gigi berikut ini (lihat gambar di bawah)
Permukaan gigi dikelilingi oleh lapisan yang disebut email. 95% email terbuat dari zat yang diseut “hidroksiapatit”, yang sangat keras dan kuat. Didalamnya terdapat dentin, yang mengelilingi saraf di pusat.
Berikutnya mari kita perhatikan hidroksiapatit. Zat ini sangat keras, tapi mudah dirusak oleh asam. Bahkan, gigi , setelah direndam dalam cuka selama semalam, dapat dipotong dengan mudah menggunakan pisau.
Mengapa hidroksiapatit dapat cepat merusak gigi?Rumus kimia zat ini adalah Ca10(PO4)6(OH)2. Reaksi berikut ini terjadi di permukaan gigi bila terdapat asam di permukaannya.
Ca10(PO4)6(OH)2 8H+ 10Ca2+ 6(HPO4)2- 2H2O
Persamaan ini berarti bahwa reaksi akan mengarah ke sisi kanan dengan penambahan asam (ion H+).
Jadi, semakin banyak asam ditambahkan, semakin mudah hidroksiapatit terlalrut ke dalam air ludah.
Reaksi ini terjadi pada pH yang lebih rendah dari 7. Reaksi ini disebut “dekalsifikasi “karena kalsium dalam hidroksiapatit terlarut.
Reaksi ini juga penting dalam menjelaskan kerusakan gigi. Bakteri dalam plak menguraikan gula dan membentuk asam. Hidroksiapatit pada permukaan gigi terlarut oleh asam ini. Ini adalah penyebab utama kerusakan gigi.
Bersamaan dengan itu, air jeruk perasan adalah larutan asam kuat (pH=2) karena asam sitrat yang terkandung dalam air jeruk. Mungkin benar kalau gigi bisa diputihkan untuk sementara dengan mengelap gigi menggunakan air jeruk perasan, karena hidroksiapatit pada permukaan gigi terlarut oleh asam (H+) dalam air jeruk lalu muncul permukaan yang baru. Bagaimanapun, analog ini dapat juga mengakibatkan kerusakan gigi secara sengaja. Karenanya, tindakan ini sangat TIDAK dianjurkan.

Komentar